JNewstv.com Berita Fakta & Realita
JNewstv.com | Ternate.
Oknum Kepala UPTD Dinas Panti Jompo Himo -Himo, yang lama, H Samian Usman di duga melakukan penyalahgunaan anggaran panti yang beralamat di kelurahan Ubo -Ubo,Ternate dengan menyunat uang makan minum para penghuni di panti jompo tersebut. Hal ini berdasarkan investigasi JNewstv.com kepada salah satu petugas yang tidak mau di sebutkan namanya.
Petugas itu mengatakan bahwa oknum tersebut telah melakukan pemotongan anggaran makan minum sebesar 1.095.000.000 yang diperuntukan 60 orang dengan rincian Rp 50.000 perorang perhari. Jika untuk biaya makan di hitung perbulan 28 hari = Rp 84.000.000,30 hari = 90.000.000,”. dan mekanismenya dikerjakan oleh orang ketiga dengan mencairkan anggaran yang kemudian di bagi tiap bulan.
” Untuk biaya makanan kering ,pihak ketiga pengadaannya langsung di drop ke panti,sementara biaya makan basah seperti makanan lauk pauk dll yang berkisar 30.000.000 dengan asumsi 1 hari Rp 1.500
.000,” paparnya.
Ia menjelaskan dirinya mendapat informasi dari petugas dapur bahwa mereka mendapat uang belanja perhari yang seharus diadakan oleh pihak ketiga ternyata pihak ketiga memberikan uang cash langsung kepada oknum mantan kepala panti tersebut yang selanjutnya memberikan uang belanja lauk pauk kepada petugas dapur hanya Rp 700.000 perhari.
” Ini menandakan adanya pemotongan atau penyunatan uang belanja lauk perhari dari 1.500.000 dikurang 700.000 adalah 800.000,’ sehingga di total dalam setahun uang yang di sunat sebanyak Rp 292 .000.000, (800.000 X 365 ),” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa anggaran makan minum panti satu tahun anggaran untuk 60 orang ternyata tidak cukup sampai 60 orang. Hal ini bisa di hitung dengan mengecek di lapangan yang ada hanya berkisar 35 sampai 40 orang yang tinggal di panti.
” Itu artinya terjadi pengurangan biaya makan minum yang sudah dianggarkan oleh Pemda Maluku Utara,bel lagi ada bantuan sosial yang diberikan oleh lembaga /instansi ini yang diduga sudah dimanipulasi. Untuk itu di harapkan kepada Inspektorat selaku lembaga yang mengawasi pelaksanaan anggaran di daerah agar serius dan secepatnya melakukan audit secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pekerjaan anggaran di panti karena bukan item tersebut saja tapi banyak item lagi yang diduga bermasalah yang tersedia pada daftar anggaran tahun 2019,” tuturnya.
Sementara itu mantan kepala panti Samian Usman saat di mintai klarifikasi tentang hal tersebut dirinya membantah tidak ada pemotongan atau sunat dalam biaya uang belanja di panti Himo – Himo yang dilakukannya.
“Secara prosedur yang melaksanakan dan menanganinya adalah pihak ketiga yang memberikan makanan basah (bahan mentah) kepada petugas masak ,dengan jumlah nominal sekitar Rp 800 ribu perhari untuk 60 orang yang tinggal di panti,” katanya.
Lanjutnya Samian menambahkan bahwa yang tinggal di panti ini mempunyai selera yang bermacam – macam, sehingga pihak ketiga tekor dalam pembelanjaan.
” Yang kita kasih makan orang panti saat ini 60 orang yang terdiri 48 orang di dalam panti dan 12 orang yang sudah berada diluar bahkan pegawai pun dapat makan juga,” ucapnya.
Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Provinsi Maluku Utara, Junaedi Abdul Rasyid selaku pemerhati sosial menyayangkan adanya pemotongan atau sunat uang makan minum yang dilakukan oleh oknum mantan kepala UPTD Dinas Sosial Rumah Jompo Ubo – Ubo untuk kepentingan pribadi.
” Saya sebagai pemerhati sosial meminta pihak berwenang dalam hal ini polisi dan kejaksaan untuk memeriksa dan meyelidiki mantan kepala UPTD tersebut, karena uang yang diduga disunat itu adalah hak para orantua yang tinggal di panti jompo itu untuk makan kesehari – hariannya ,” tegasnya.(ilon)
